Terimakasih untuk hari ini..
Diawali kemarin sore, salah satu kawan ngajak ketemuan. Agak herman juga sih, soalnya ga biasanya dia ngajak pergi2. Tapi ga pake mikir juga, saya bilang hayuukk gitu. Dan perbincangan pun terputus begitu saja.
Siang tadi, ia mengkonfirmasikan jadi atau tidaknya kami bertemu. Setelah dijemput dirumah, kami pun pergi ke salah satu mall di bilangan Jakarta Selatan. Tak ada rencana mau apa di sebuah mall ituh. Tak begitu suka ke mall juga kalau memang tidak perlu. Akhirnya diputuskanlah untuk menonton. Walaupun niatannya ketemuan untuk ngobrol, tapi yaahhh... apa daya kami ini yang ga bisa liat pelm nganggur. Pilah pilih pilah pilih. Jadilah memutuskan untuk nonton film Feast of Love. Berhubung mulainya masi 2 jam lagi, kami pikir makan dulu lebih baik sembari ngobrol2 yang memang jadi tujuan utama ketemuannya.
Banyak cerita yang aku baru tahu.
Kawan. Sungguh aku tak menyangka. Aku salut padamu, entah bagaimana. Cinta memang tak pernah memilih kemana ia ingin dijatuhkan. Cinta ada begitu saja. Meski kau mencoba sekuat tenaga, jika memang ia belum mau terjatuh dari rantingnya, tidak akan terjadi apa2 dengan dirimu.
Apa yang ada di hadapmu. Terima dan hadapilah. Aku percaya kau bisa melewatinya dengan baik. Tanyakan hatimu, apa yang ia mau. Dan jangan ingkari apalagi berlari. Sebab ketika kau lelah dan kembali pulang, ia tetap disana. Menunggumu dengan pertanyaan yang sama.
Setelah hampir 2jam bertukar cerita tanpa henti. Kami pun beranjak untuk menonton film pilihan kami, **aku sih tepatnya, dengan pertimbangan dirimu juga ya.. Huh. Melimpahkan pekerjaan yang paling aku tidak suka.
Aha. Tak disangka tak dinyana.
Hampir setiap pertanyaan2 kami yang dihasilkan dari obrolan, dijawab oleh film tersebut walau tidak secara langsung. Film itu menjawab dengan segala hal yang justru yang menjadi bahan perenungan kami atas apa yang sedari tadi kami bicarakan mengenai cinta.
Cinta yang selagi kau rasakan, lucuti hingga ke inti sarinya lalu lepaskan. Karena mungkin cinta itu hanya datang kali ini saja. Tidak ada yang kedua.
Cinta yang walau kau sadari akan membuat hatimu patah, tetap kau rengkuh dan kau taburi dengan segala keindahan dan kebahagiaan yang bisa kau lakukan, kau selami hingga tetes terakhir. Kau ambil resikonya. Sebab mungkin bahagia yang kau rasa melebihi kesedihan yang datang kemudian.
Cinta yang mengerti, memahami dan menyadari betul seberapa penting keberadaannya. Kekiniannya. Bukan lagi dulu atau esok hari.
Cinta yang mungkin saja tak berbalas sesuai dengan cara yang kau inginkan.
Cinta yang tak gentar akan aral yang siap menghadang melintang di depannya.
Cinta yang pada akhirnya saling memiliki.
Jika kau merasa ketidakadilan Tuhan tengah berbicara. Berhenti. Lalu resapi. Runutlah satu persatu dengan lebih teliti. Beliau tidaklah tidur. Beliau jauh dari keji. Beliau hendak memberikan yang paling kau butuhkan saat ini. Hanya saja dengan caranya. Cara yang mungkin sulit untuk dimengerti dengan hati yang tertutup oleh ketidaksetujuanmu. Beliau ada disana. Mempersiapkan segalanya untukmu agar menjadi sempurna. Bisakah kau melihatnya??
Bukalah matamu ketika melompat. Sebab disanalah kau akan melihat segalanya. Segala yang ingin kau tuju. Segala yang telah kau lewati. Dan segala yang ikut bersamamu. Lalu bersyukurlah. Kau telah memiliki yang terbaik dalam hidupmu.
Ahh.. hari ini sungguh indah, kawan. Terimakasih.
Atas ajakanmu.
Atas keputusan kita menonton film itu.
Aku percaya ini bukanlah kebetulan semata.
Lihatlah. Beliau sedang menunjukkan jalan untuk kita semua.
Terimakasih untuk hari ini.
Jangan mencinta
7 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar